“Saya ingin bicara lewat gambar. Biar visual yang menjelaskan.” – Adink Liwutang
Alwin Adink Liwutang adalah seorang sutradara, produser, penulis cerita, sekaligus manajer produksi kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, 24 April 1982. Sosoknya dikenal luas dalam industri film Indonesia karena perjalanan kariernya yang solid, dimulai dari balik layar, hingga kini menjadi salah satu sutradara berkarakter kuat dalam menangani genre komedi, drama urban, hingga horor populer.

Ia memiliki dua anak, yakni Ignatius Gabriel Liwutang dan Agatho Given Liwutang, yang sering muncul dalam unggahan pribadinya.
Adink memulai kariernya di industri kreatif lewat program televisi dan sinetron pada tahun 2000–2003. Ia kemudian merambah ke dunia iklan televisi (TVC) dan video klip musik sebagai asisten sutradara selama periode 2004–2007. Pada 2008–2012, Adink mulai dipercaya menjadi sutradara iklan untuk berbagai brand nasional. Perjalanan ke dunia film dimulai saat ia diajak oleh sutradara Anggy Umbara—sosok yang menjadi mentor sekaligus rekan kolaborasi dalam banyak proyek film. Selain itu, Adink juga pernah bekerja bersama Patrick Effendy sebagai co-director dan line producer.
Kepercayaan lebih besar datang dari Ernest Prakasa, yang mengajaknya terlibat dalam tiga film: Ngenest (sebagai co-director dan line producer), Cek Toko Sebelah (sebagai co-director), dan Susah Sinyal (sebagai co-director). Setelah pengalaman tersebut, Adink mulai duduk sebagai sutradara utama berkat dukungan dan kepercayaan dari Ernest Prakasa dan produser Chand Parwez Servia (Starvision).

Berikut portofolio film Adink Liwutang.
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
2013 | Coboy Junior The Movie | Asisten Sutradara | Debut sebagai handler set film |
2014–16 | Comic 8; CJR; Casino Kings; Ada Cinta; Cek Toko Sebelah | Ko‑Sutradara | Serial franchise & adaptasi |
2017 | The Underdogs | Sutradara | Debut utama, musical komedi/youtuber |
2017 | Susah Sinyal | Ko‑Sutradara | Komedi keluarga |
2018 | Sesuai Aplikasi | Sutradara | Komedi romansa |
2023 | Hantu Baru | Sutradara | Horor-komedi pertama |
2024 | Puang Bos | Sutradara | Budaya lokal & drama romantis |
2019–21 | Pergi Pagi…; Twisted; Joe & Robot Kopi | Sutradara Web | Eksperimen genre di platform digital |
2024 | Inul & Adam: The Series | Sutradara | Series komedi-romansa Vision+ |
Film ini menjadi langkah besar pertamanya sebagai sutradara utama. Mengangkat isu bullying dan popularitas di media sosial, Adink menyampaikan pesan moral penting melalui pendekatan visual yang ringan, lucu, namun menyentuh.

“Saya ingin penonton berpikir, bukan digurui.” – Adink Liwutang
Film ini juga menandai awal dari gaya khas Adink: perpaduan satir sosial dan humor absurd yang reflektif.
Tak hanya layar lebar, Adink juga aktif menggarap serial digital dan konten orisinal streaming:
Kisah fiksi absurd tentang pria introvert dan robot kopi yang menyentuh tema kesepian di era digital. Serial ini menunjukkan fleksibilitas Adink dalam menangani drama eksperimental dengan sentuhan komedi eksistensial.
Serial bergenre komedi realisme urban yang disutradarai untuk platform Vision+.
Kombinasi unik antara komedi keluarga, romansa jenaka, dan bintang legendaris Inul Daratista, proyek ini membuktikan kemampuan Adink memimpin proyek besar berisikan nama-nama populer dalam industri hiburan.

Film bergenre horor komedi ini menunjukkan sisi baru Adink yang mampu menyatukan elemen mistis dengan komedi pop. Ia juga menulis naskahnya sendiri.
Film drama satir tentang dunia kerja dan relasi bos-karyawan, sekaligus kritik sosial tentang budaya kerja modern.
- Nominasi Piala Maya 2017 untuk “Sutradara Pendatang Baru Terbaik”
- Beberapa kali terlibat dalam film yang sukses secara komersial dan kultural
- Aktif membimbing talenta muda, terlibat dalam lokakarya kreatif dan proyek kolaboratif
Adink dikenal sebagai sosok yang perfeksionis namun terbuka terhadap ide kolaborasi. Ia menyukai gaya bertutur visceral – membiarkan adegan, gestur, dan visual “bercerita sendiri” tanpa banyak eksposisi.
“Saya suka jika penonton merasa dekat, tapi juga terganggu. Karena film harus bikin berpikir, bukan sekadar ditonton.” – Adink
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Tim SCN
Dipublikasikan oleh: screencreatornetwork.com